Tahun baru, ekonomi Indonesia maupun global masih dalam cara kerja pemulihan. Namun ada risiko ketidakpastian sebab tantangan tapering off oleh The Fed, pandemi Covid-19 atau omicron, dan lainnya.
Apapun situasi dan situasi perekonomian nasional maupun global, bukan berarti stop melaksanakan investasi. Investasi konsisten mesti jalan terus sebagai bekal persiapan masa depan.
Kalau takut investasi pada instrumen berisiko tinggi, ada instrumen lain yang risikonya lebih aman, melainkan konsisten menguntungkan.
Berinvestasi di masa penuh ketidakpastian mesti cerdas. Kalau tak, alih-alih berkeinginan cuan dari investasi, justru malah boncos. Berikut kiat aman investasi di tengah ketidakpastian ekonomi 2022.
1. Siapkan dana nganggur
Investasi dengan dana menganggur
Melakukan investasi tak melulu mesti dengan modal besar, melainkan memang mesti ada alokasi khusus untuk mendanainya. Idealnya 10% atau 20% dari gaji sebulan.
Kamu bisa menambahkan modal dari bonus tahunan maupun Tunjangan Hari Raya (THR) untuk dana investasi. Namun pastikan bahwa kamu mengeluarkan modal investasi yang mampu kamu tanggung untuk kehilangan.
Intinya, investasi mesti menggunakan dana nganggur. Bukan utang, apalagi tanpa perhitungan matang. Di mana return investasi mesti mampu untuk membayar kreditan utang pokok dan bunganya.
2. Pakai metode perlahan, melainkan pasti
Investasi secara bertahap. Dalam arti, 10% bulan ini, tambah lagi 10% di bulan depan. Contohnya di investasi saham. Beli saham sedikit sbobet demi sedikit hingga portofolio bertambah.
Tidak perlu segera sekalian modal besar, sebab ekonomi masih dibayangi ketidakpastian. Kalau naas, kerugian tak terlalu besar.
3. Tidak gampang tergoda
Tidak gampang tergoda dalam investasi.Naik turunnya portofolio investasi diberi pengaruh sentimen-sentimen yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Termasuk informasi atau informasi yang beredar di media.
Contohnya, media mengabarkan utang emiten A sudah mengkhawatirkan. Hal ini mengakibatkan harga saham A turun.
Kamu tak perlu terseret pemberitaan media sehingga memunculkan spekulasi bahwa harga akan terus merosot. Walaupun kamu belum melaksanakan analisis, bagus fundamental maupun teknikal.
Bagi sebagian perusahaan di sektor tertentu, wajar bila mempunyai utang dengan rasio tertentu. Mungkin saja laba yang dicetak juga masih besar, prospek ke depan bagus, pemilik perusahaan punya kredibilitas oke.
Jadi, jangan buru-buru memasarkan saham A sebab informasi-informasi atau sentimen yang sifatnya sementara. Sebelum mengambil keputusan, pikirkan dengan matang sebab penurunan saham ada ujungnya, dan akan kembali rebound.
4. Investasi di instrumen menguntungkan
Tantangan tahun ini yaitu tapering off oleh The Fed. Itu artinya ada potensi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).
Kalau demikian, BI akan turut mengerek BI-7 Day (Reverse) Repo Rate. Artinya, kupon atau yield obligasi alias surat utang bakal melambung.
Investasi obligasi akan terlihat lebih seksi dan menguntungkan, bagus itu obligasi swasta maupun obligasi pemerintah.
Pun dengan investasi emas. Juga akan amat menarik di tahun Macan Air. Tapering off oleh AS dan kenaikan suku bunga berpotensi menekan kurs rupiah. Seperti yang pernah terjadi di tahun 2013.
Kalau nilai tukar rupiah melemah terhadap USD, kecenderungannya harga emas akan menguat. Apalagi emas dianggap sebagai investasi aman dari bermacam-macam situasi dan situasi, serta berisiko kecil. Investasi emas bentang panjang bisa memberikan profit sekitar 10-12% per tahun.
5. Diversifikasi investasi
Diversifikasi investasi di tengah ketidakpastian, penting untuk dilakukan dengan tujuannya untuk mengurangi risiko kerugian.
Biasanya diversifikasi investasi hal yang demikian dipilih dari sifat pasar investasi masing-masing kategori yang saling berbanding terbalik, sehingga bila investasi X mengalami penurunan, maka investasi Y mengalami peningkatan.
Sebagai teladan, kamu investasi saham yang diketahui sebagai investasi ‘bunga’ tinggi dan berisiko tinggi. Karenanya, langkah diversifikasi investasi yaitu tak menyimpan telor di keranjang yang sama.
Artinya, kamu juga mesti investasi di instrumen atau aset rendah risiko guna mengurangi risiko kerugian bila terjadi fluktuasi. Seperti investasi emas yang disebut-sebut safe haven atau paling aman atau investasi reksadana pasar uang maupun reksadana pendapatan konsisten.
Dengan demikian, bila investasi saham sedang jeblok, investasi emas atau investasi reksadana konsisten stabil. Pun mungkin saja menguat atau naik, sehingga bisa menutup kerugian yang kamu derita di investasi saham.
6. Tidak serakah
Tiap-tiap orang pasti berkeinginan mendapatkan profit besar dari investasi. Kendati demikian, hindari terlalu rakus sebab alhasil pasti kurang bagus.
Seperti halnya saat kamu punya sasaran dan tercapai, melainkan kamu malah mengubah sasaran ke level yang lebih tinggi. Mewujudkannya tentu lebih susah ketimbang sasaran permulaan.
Contohnya di investasi saham. Sudah membuat trading plan saham bakal jual saham Adi harga Rp 6.000. Ketika ini, harganya bergerak di level Rp 5.900.
Namun semacam itu sudah di level harga pantas sasaran, kamu malah menahan. Alih-alih memandang potensi kenaikan yang lebih tinggi dan cuan besar, rupanya malah menikuk ke bawah dan ke level 5.880. Inilah akibat terlalu tamak. Bukan untung, melainkan justru buntung.
7. Rajin Ikuti Perkembangan Ekonomi
Pemodal mesti menyempatkan waktu untuk memandang atau membaca popularitas pergerakan pasar, lebih-lebih pada investasi yang amat fluktuatif, seperti saham.
Kecuali itu, senantiasa update perkembangan ekonomi keseluruhan. Jadi, kamu mantap dalam mengambil keputusan investasi guna mencegah atau meminimalisir kerugian.